Inspirasi sukses , Halo sobat inspiratif kali ini saya akan share nih tentang Peristiwa 10 November Arek Arek Suroboyo. Kita mungkin telah banyak mengetahui tentang sejarah yang satu ini atau bahkan telah terlupakan oleh kita semua ? Semoga tulisan coretan di bawah ini dapat menumbuhkan rasa Nasionalisme yang besar bagi kita semua terhadap "Indonesia".





Peristiwa 10 November Arek Arek Suroboyo

Sejarah berkata

Peristiwa pertempuran 10 November oleh arek arek Suroboyo merupakan bagian dari Perang Kemerdekaan Indonesia yang di perjuangkan hidup dan mati di kala itu. Pada tanggal 27 Oktober hingga 20 November tahun 1945 Lokasi Surabaya , Jawa Timur , Indonesia mengisahkan kesedihan yang mendalam ketika Kota Surabaya jatuh ke tangan Inggris.

Yang terlibat dalam pertempuran keras ini diantaranya adalah Komandan Bung Tomo (Sutomo) dari angkatan bersenjata Indonesia dan Brigjen Robert A.W.S Mallaby , Mayjen Robert Mansergh dari angkatan bersenjata Inggris.

Pertempuran Surabaya ini begitu keras dan heroik pasalnya banyak pemuda pemuda Indonesia yang berguguran saat berjuang.  Dan pertempuran Surabaya ini merupakan peristiwa bersejarah antara tentara Indonesia dan pasukkan Inggris yang di kendalikan Belanda. Anda dapat membayangkan bagaimana kerasnya pertempuran ini bukan ? Indonesia diserang oleh banyak negara yang ingin merebut kedaulatan NKRI.

Pertempuran dan peristiwa ini terjadi pada 10 November oleh arek arek Suroboyo. Dan perlu anda ketahui bahwa perang ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan merupakan satu dari banyak pertempuran terbesar , terberat dan paling mencekam dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol NKRI anti Kolonialisme,

Pergantian Kekuasaan Atas Indonesia

Tentunya yang paling mendasar dari pertikaian ini adalah kedatangan Tentara Jepang yang banyak memicu konflik. Tepatnya pada tanggal 1 Maret 1942 , tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa dan kemudian tanggal 8 Maret 1942 pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijati.

Apa itu perjanjian Kalijati ? merupakan perjanjian diplomasi antara Belanda dengan Jepang di Kecamatan Kalijati , Subang , Jawa Barat yang isinya adalah pengakuan kekalahan Belanda atas Jepang setelah pada Oktober 1942 pasukan Jepang berhasil menguasai Batavia dan benteng benteng pertahanan Belanda serta pasukan pasukannya.

Hingga 3 tahun lamanya Indonesia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jepang yang berada di Indonesia melakukan pertempuran begitu melemah karena tidak ada bantuan dari negara asalnya. Ini terjadi karena bersamaan dengan kemerdekaan Indonesia , Jepang di negara asalnya terjadi pertempuran hebat dengan  Amerika Serikat. Setelah pemboman di Pearl Harbour Amerika Serikat oleh Jepang , Amerika Serikat menaruh dendam dan terjadilah serangan heroik dengan di jatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang dimana kedua kota itu adalah pusat dari persenjataan dan kenegaraan di Jepang.

Peristiwa itu terjadi pada bulan Agustus 1945, Oleh karena peristiwa tersebut Jepang kocar kacir dengan keadaan negaranya yang hancur sedang tentara Jepang di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan karena dari negara asal Jepang lebih fokus pada pembenahan keamanan di negaranya sendiri dari pada berfokus merebut kekuasaan di Indonesia.

Karena kekosongan kekuasaan ini kemudian Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Dan proklamasi ini berjalan dengan sangat hikmat ditandai dengan pemuda pemuda Indonesia ini berkobar semangatnya saat Soekarno berseru , " Lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup di jajah saudara saudara " . Pos pos Jepang yang melemah dan kosong ini dimanfaatkan oleh pemuda Indonesia untuk merampas persenjataan dan radio radio hingga banyak warga Indonesia yang mendengar berita kemerdekaan ini melalui radio itu dari sabang hingga merauke.

Setelah pelucutan persenjataan yang di lakukan oleh pemuda pemuda Indonesia ini maka timbullah pertempuran - pertempuran dahsyat yang memakan banyak korban di berbagai daerah di Nusantara. Ketika gerakan serentak pelucutan senjata pasukan Jepang sedang berkobar ,tanggal 15 September 1945 tentara Inggris mendarat di Jakarta kemudian mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.
Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI ( Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas nama Blok sekutu yang pernah menyerah ini tentu ada maksud lain di sebalik itu. Di satu sisi Inggris membantu Indonesia dan di sisi lain Inggris juga ingin menguasai Indonesia dari berbagai sumber daya kekayaan yang melimpah. Kedatangan Inggris adalah dengan tugas melucuti tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang yang ditahan Jepang , serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya.

Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda , NICA atau Netherland Civil Administration ikut mendalangi bersama tentara Inggris untuk menguasai Indonesia kembali setelah sebelumnya Belanda kalah dengan Jepang. Dengan opsi sebagai penengah Inggris sangat di segani oleh warga Indonesia , namun pada akhirnya banyak warga Indonesia yang sadar bahwa kedatangan Inggris sepenuhnya adalah atas keinginan Belanda yang ingin merebut kembali Indonesia dan meminta bantuan kepada Inggris.

Insiden di Hotel Yamato , Tunjungan , Surabaya

Hotel Yamato atau yang disebut sebagai Hotel Oranye di Surabaya ini menjadi saksi sejarah kala itu. Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera merah putih makin meluas ke segenap pelosok Kota Surabaya. Dengan kesadaran yang tinggi warga Indonesia sadar bahwa bendera merah putih adalah sebagian dari nyawa NKRI .
Hingga pada akhirnya sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan MR.W.V.Ch.Ploegman pada sore hari tanggal 18 September 1945 tepatnya pukul 21.00  dengan mengibarkan bendera Belanda (merah putih biru) di atas Hotel Yamato. Hingga memunculkan dialog keras untuk Belanda menurunkan benderanya di  atas tiang Hotel Yamato itu. Tetapi permintaan itu tidak di perhatikan oleh Belanda ini. Hingga mencuat timbul insiden untuk perobekan bendera warna biru dari bendera Belanda Merah Putih Biru itu.

Mengetahui "Indonesia" yang sudah merdeka tetapi di lecehkan dengan bendera itu menganggap telah menghina kedaulatan Indonesia. Sementara banyak bendera merah putih berkibar di Indonesia sedang Belanda melecehkan dengan mengibarkan benderanya Merah Putih Biru di Hotel Yamato.

Insiden terjadi banyak pemuda dari arek arek Suroboyo ini menaiki hotel dengan cara apapun tetapi Belanda dengan mudahnya menembak mati pejuang yang sedang merobek bendera itu. Hingga banyak nyawa bergelimpangan karena penembakan brutal pasukan Belanda ini.

Tak lama massa dari pemuda Indonesia arek arek Suroboyo ini banyak yang berkumpul di sekitar Hotel Yamato ini memunculkan nama Residen Jendral Soedirman untuk datang di kerumunan massa dan lalu masuk ke hotel Yamato di kawal Sidik dan Hariyono.

Didalam Hotel Yamato Residen Jendral Soedirman sebagai wakil dari perwakilan atas nama Republik Indonesia ia berunding dengan Mr.Ploegman dan kawan - kawannya untuk meminta agar bendera Belanda itu diturunkan dari gedung Hotel Yamato.

Dalam perundingan itu Mr.Ploegman secara mentah menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara yang merdeka. Perundingan berlangsung memanas hingga Mr.Ploegman mengeluarkan pistol dan terjadilah perkelahian di dalam ruang perundingan tersebut.

Hingga akhirnya Mr.Ploegman tewas di cekik oleh pengawal Residen Jendral Soedirman yaitu Sidik.
Sebelum tewas Mr.Ploegman meletuskan pistol yang tidak tepat sasaran dan membuat tentara Belanda yang berjaga di luar masuk ke dalam untuk melihat situasi dan pada akhirnya tentara yang berjaga itupun juga tewas sedang Residen Jendral Soedirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato.

Begitu miris sekali ketika melihat banyak pemuda berebut naik ke atas Hotel untuk menurunkan bendera Belanda itu. Hariyono yang tadinya bersama Soedirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera bersama Koesno Wibowo hingga pada akhirnya menuai keberhasilan untuk menurunkan bendera Belanda tersebut dengan melumpukan penjagaan Belanda di atas Hotel dan merobek bagian birunya dan menaikkan bendera merah putih ke puncak tingan kembali sebagai bendera merah putih.

Pertempuran Indonesia - Inggris

Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut tepatnya pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia dengan tentara Inggris. Awalnya adalah serangan serangan kecil yang kemudian dari hari ke hari menjadi serangan heroik yang dahsyat dengan memakan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Sebelum akhirnya Jenderal D.C Hawthorn meinta bantuan kepada Presiden Soekarno untuk meredakan situasi.

Banyak korban berguguran hingga pada akhirnya pemuda arek arek Suroboyo ini membidik Brigadir Jenderal Mallaby. Hingga akhirnya pertempuran memuncak dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby dan sanggup menyiutkan nyali dari pasukan tentara Inggris.

Brigadir Jenderal Mallaby adalah pimpinan tentara Inggris yang ditugaskan untuk memimpin pasukannya di Jawa Timur pada tanggal 30 Oktober 1945 .

Penembakan hingga menyebabkan kematian Brigadir Jenderal Mallaby ini tergolong unik karena penembakan oleh pistol dari seseorang pemuda Indonesia yang sampai saat ini tidak diketahui identitasnya. 

Mobil Buick yang ditumpangi oleh Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi dari tentara Indonesia. Ketika akan melewati Jembatan Merah kesalah pahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby.


Kematian Brigadir Jenderal Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan untuk mengganti Brigadir Jenderal Mallaby dengan Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh. Kemudian pengganti Mallaby tersebut mengeluarkan ultimatum pada 10 November untuk menyerahkan persenjataan Indonesia kepada pihak Inggirs dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA.

Perdebatan terjadi dan menyebabkan baku tembak. Tom Driberg seorang anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh Inggris (House of Commons) meragukan bahwa baku tembak ini dimulai oleh pasukan pihak Indonesia. Peristiwa penembakan ini disinyalir karena kealahpahaman 20 anggota pasukan India pimpinan Mallaby yang memulai baku tembak tersebut tidak mengetahui bahwa gencatan senjata yang terjadi karena mereka terputus dari kontak dan telekomunikasi . 

Berikut kutipan Tom Driberg

"...Sekitar 20 orang (serdadu) India (milik Inggris) , di sebuah bangunan di sisi lain alun-alun, telah terputus dari komunikasi lewat telepon dan tidak tahu tentang gencaatan senjata. Mereka menembak secara sporadis pada massa (Indonesia). Brigadir Mallaby keluar dari diskusi (gencatan senjata), berjalan lurus ke arah kerumunan , dengan keberanian besar dan berteriak serdadu India untuk menghentikan tembakan. Mereka patuh kepadanya. Sekitar setengah jam kemudian massa di alun alun mnjadi bergolak lagi. Brigadir Mallaby , pada titik tertentu dalam diskusi memerintahkan serdadu India untuk menembak lagi. Mereka melepaskan tembakan dengan dua senapan Bren dan massa bubar dan lari untuk berlindunr. 

Kemudian pecah pertempuran lagi dengan sungguh gencar. Jelas bahwa ketika Brigadir Mallaby memberi perintah untuk membuka tembakan lagi, perundingan gencatan sebenarnya telah pecah , setidaknya secara lokal. Dua puluh menit sampai setengah jam setelah itu , ia (Mallaby) sayangnya tewas dalam mobilnya meskipun (kita) tidak benar - benar yakin apakah ia dibunuh oleh orang Indonesia yang mendekati mobilnya , yang meledak bersamaan dengan serangan terhadap dirinya (Mallaby).

Saya pikir ini tidak dapat dituduh sebagai pembunuhan licik...karena informasi saya dapat secepatnya dari saksi mata, yaitu seorang perwira Inggris yang benar benar ada di tempat kejadian pada saat itu yang niat jujurnya saya tak punya alasan untuk pertanyakan....."

10 November 1945

Foto Eyang Setiyono Hadi.Pada 10 November pagi , tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar yang diawali dengan pengeboman dari udara ke gedung gedung pemerintahan di Surabaya. Dan kemudian mengerahkan begitu banyak infantri sekitar 30.000 dan sejumlah pesawat terbang , tank dan kapal perang.

Inggris kemudian melancarkan serangan besar besaran baik dari laut dan darat dengan meriam. Perlawanan arek arek Suroboyo  dan pasukan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota , dengan bantuan yang aktif dari penduduk serentak ini menyebabkan banyak ribuan penduduk sipil jatuh dalam korban serangan heroik tersebut.

Bung Tomo di Surabaya , salah satu pemimpin yang paling disegani dan begitu luar biasanya dalam membakar semangat pejuang. Di luar dugaan pihak Inggris yang menduga dengan serangan yang digencarkannya tersebut membuat Surabaya bisa ditakhlukkan dalam tempo 3 hari ternyata meleset.

Para tokoh - tokoh pun muncul dari berbagai kalangan masyarakat dan dengan adanya Bung Tomo sebagai pemimpin di depan yang paling berpengaruh besar di masyarakat terus menerus menggerakkan semangat perlawanan dan mengusir penjajah. Sehingga dengan tanpa patah arang pemuda pemuda Indonesia ini tanpa lelah dan capek terus melakukan perlawanan dan berjibaku dalam serangan skala besar oleh Inggris.

Sekitar 6000 hingga 16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan sekitar 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan tentara Inggris dan India sekitar 600 hingga 2000 tentara tewas. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Banyaknya pejuang yang gugur ini dari rakyat sipil yang menjadi korban perang heroik pada 10 November ini kemudian di kenang dan di peringati sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sampai pada saat ini.

Referensi
  • a b c d The Battle of Surabaya , Idonesian Heritage
  • a b c Ricklefs (1991) , p . 217
  • a b Woodburn Kirby , S (1965) , The War Against Japan Vol.V.London:HMSO.ISBN 0-333-577689-6
  • Batara R.Hutagalung: "10 November ' 45 . Mengapa Inggris Membom Surabaya?" Penerbit Millenium , Jakarta Oktober 2001 , Cetakan xvi , 472 halaman
  • Frederick , William H. (April 1982). "In Memoriam:Sutomo"([pranala nonaktif]), Indonesia (Cornell University outheast Asia Program) 33:127-128. seap.indo/1107016901.
Demikian artikel tentang Peristiwa 10 November Arek Arek Suroboyo semoga dapat berguna sebagai pengingat bahwa kita sebagai warga Indonesia yang baik patutlah untuk membawa Sejarah sebagai pandangan hidup untuk berkaca di masa yang lebih baik.

Post a Comment

***Berkomentarlah dengan baik dan benar***

- Dilarang spamming
- Dilarang menyertakan url

Team Inspirasi sukses

 
Top